BBM BERSUBSIDI

Mobil Mewah dan Bajaj Mana yang pantas di subsidi

Lagi dan lagi, artikel kali ini penulis muat untuk sedikit membuka jendela ironi masyarakat dalam hal pemakaian BBM (bahan bakar minyak). Sobat bikers pastinya pernah melihat mobil mewah berotot gahar dengan semburan tenaga yang besar tetapi mereka menggunakan BBM bersubsidi alias premium. Hal seperti ini sudah umum terjadi di negara tercinta kita, kenapa kita tidak mendukung program kerja pemerintah yang ingin menekan subsidi pemakaian ABN (anggaran belanja negara) yang berkisar di tahun ini sebesar Rp.117 T. Besarkah anggaran itu (pertanyaan umum) sangat besar (jawaban umum).

Kalau dilihat dari penghasilan perharinya kira kira layak kah pemilik mobil tersebut menggunakan BBM yang memang di tujukan untuk rakyat kecil. Anda pasti menjawab tidak, supir bajaj yang penghasilan rata rata Rp.50.000/hari layak tuk menggunakan BBM bersubsidi. Kalau pemilik mobil mewah di jabodetabek terus menggunakan premium "APA KATA DUNIA". 41 juta kilo liter / tahun hanya berapa persen yang bisa di nikmati oleh rakyat kecil seperti supir bajaj tersebut, Birokrasi atau sistem yang salah yah.

Endapan pada mangkuk karburator

Kembali ke urusan BBM, masih banyaknya pengguna motor yang kadang menyepelekan penggunaan BBM, seperti sering membeli bensin eceran dapat membuat motor kita bermasalah dalam sistem pembakarannya. Karena mengandung kotoran dan debu yang tidak sedikit, sehingga bisa menyebabkan pengendapan di mangkuk karburator. Hal ini yang kadang di sepelekan oleh para pemilik motor yang memiliki keterbatasan pengetahuan dalam hal perawatan.

Saran kami jangan menggunakan bensin eceran jikalau tidak terpaksa, bila anda memang kehabisan bensin dijalan yang jauh dari SPBU resmi, silahkan membeli BBM eceran dengan jumlah yang sedikit saja. Setelah sampai di SPBU resmi silahkan penuhkan kembali Bensin di tangki BBM anda.


Catatan kami :

BBM oktan 88, untuk kendaraan dgn rasio kompresi 7.1 s/d 9.1
BBM oktan 92, untuk kendaraan dgn rasio kompresi 9.2 s/d 10.1
BBM oktan 95, untuk kendaraan dgn rasio kompresi 10.2 s/d 11.1