Knalpot Standar VS Knalpot Racing |
"pak polisi saya mewakili rekan rekan bikers pengen tau sebenarnya peraturan knalpot itu seperti apa. soalnya skrg polisi klo ada knalpot racing lansung tilang, pdhl ninja 4 tak, harley davidson dan moge moge mlah keras sekali suaranya tp kok tidak ditilang," Pertanyaan singkat yang tertera di web institusi resmi kepolisian ini sedikit sulit diambil nilai sosialnya yah?
Namun penulis tidak akan membahas paragraf miring diatas, toh menurut Pasal 285 ayat 1 UULLAJ sudah mengaturnya.
Penggunaan knalpot racing atau freeflow umumnya banyak dipilih untuk menambah panjang akselerasi, mendongkrak tenaga motor, menambah gaya penampilan motor, dan sebagainya. Berikut sedikit penulis paparkan kekurangan menggunakan knalpot racing.
Buku servis Garansi |
* Emisi, Emisi gas buang yang sudah ditentukan pemerintah untuk kendaraan yang beredar diindonesia adalah standar EURO 2 (500ppm). Dengan menggunakan knalpot racing berarti anda sudah berkontribusi untuk mengotori udara sekitar kita dengan zat - zat berbahaya (timbal, C02, dll).
* Umur Mesin, Knalpot standar dirancang sedemikian rupa dengan banyak mengambil aspek perhitungan matang oleh para insinyur-insinyur handal. Salah satunya panas mesin, dengan menggunakan knalpot racing, berarti anda telah membebani panas pembakaran mesin yang seharusnya tersalur ke knalpot jadi menumpuk hanya dimesin. Hasilnya kestabilan performa mesin tidak dapat ditentukan disemua medan cuaca karena oli mesin cepat panas.
* Kebisingan, apakah semua pengguna jalan raya menyukai bising "suara" yang dihasilkan dari knalpot racing? Bayangkan bila anda pengguna knalpot free flow tersebut naik motor bersama istri anda yang sedang hamil, bagaimana efek psikis terhadap bayi anda yang sedang dikandungnya?
* BBM, Tahukah anda bahwa stok BBM nasional sangat minim? Dan pertamina harus terus mengimpor bahan bakar minyak tersebut dari luar negeri setiap hari untuk memenuhi kebutuhan nasional. Dari data yang pernah disurvey beberapa lembaga multi nasional dengan menggunakan knalpot racing, terdapat selisih keborosan 10% - 20%. Jadi anda pengguna kanlpot racing sudah berkontribusi merugikan negara.
Pom Bensin Non Pertamina |
60 (km) X 21 (hr) = 1,260 Km/Bln
1260 (km/bln) / 38 (km/ltr) = 33,1 Ltr/Bln
33,1 (ltr/bln) X 4500 (rp/ltr) = 148,950 Rp/Bln
Pembulatan Rp.150,000/Bln X 20% Keborosan = Rp.30,000
Jadi dalam sebulan BBMnya saja sudah membuang percuma Rp.30,000. (lumayan buat nambahan ganti oli mesin) Bagaimana bila dikolektif setahun, sudah Rp.360.000 (bisa buat beli ban kualitas balap). Belum lagi hal lainnya seperti polusi, kebisingan, serta resiko ditilang polisi.
Jadi, masih mau pakai knalpot racing?
Harga Knalpot standar Honda Cs1 menurut HET Pipe Comp Ext / Leher Knalpot (18320-KWC-900) + Muffler Comp / Selencer (18310-KWC-900)
Baca juga : Cara membersihkan leher knalpot
Hidup Knalpot Standar
ReplyDeletetetap aja gw pake knalpot racing, klo masalah boros bbm itu urusan gw, toh gw pake bensin non subsidi. klo masalah pencemaran udara, mobil biangnya. klo masalah bising itu ga ada urusannya sama gw, karena gw pake knalpot racing dgn peredam suara *lebih adem dari knalpot std scorpio. trus apa urusannya?
ReplyDeletetrus apa urusan nya lu sewot di sini -,- dasar umat ..
Deleteepen kha
ReplyDeletetpi positifnya motor jdi lbih kencengg
ReplyDeletesemakin kencang memacu motor anda .. semakin dekat jarak anda dengan tuhan (y)
Deletehaha tergantung selera masing2 dan bagaimana cara memperlakukan kendaraan dengan baik dan benar. mau kita pake knalpot standar/racing sama aja kaleee...
ReplyDeleteKalo ganti pake knalpot standar supra x 125 bisa ga? Krn diameter lobang gas buang supra x lebih gede dr cs1 jadi lbih lancar dikit
ReplyDeleteMungkin lbh enak kalo knalpot standar bawaan satria fu. Ada modelnya, ada tenaganya, ada suaranya dan ga terlalu bising
ReplyDelete