Monday, January 9, 2012

SEMUA TENTANG SATU SELERA

Entah harus mulai mencurahkan titik awal cerita dari mana, penulis sulit memahami bagaimana prinsip yang harus dijabarkan dalam uraian dari judul diatas. Semua hal tentang dan antara hitam putih sebuah perjalanan, semua hal tentang hikmah dan anugrah yang terus mengisi arti dari banyak tindakan kita sehari-hari. Mungkin dalam setiap perjalanan terdapat sebuah cerita, dalam setiap cerita terdapat pesan, dalam setiap pesan terdapat nilai moral tentang etika dari perbuatan kita sehari-hari.

Sedikit ringkasan cerita tentang hilangnya motor mas Frans, mudah-mudahan kita dapat memetik hikmahnya.

Mas Frans Untung Purwo Prajoko, begitulah nama seorang sahabat yang  tertera sesuai dengan kartu identitasnya. Bermula ketika dalam perjalanan turing untuk sekedar mengisi liburan natal dan akhir tahun di kota Malang dan Yogyakarta. Dalam perjalanan pulang ke Palembang, mas Frans (Panggilan akrabnya) dan kawan-kawan yang juga penguna motor Honda CS1 beristirahat disalah satu tempat makan dikawasan pusat oleh-oleh Nagrek Jawabarat.

Visual Motor Honda CS1 BG 5555 AO yang hilang di nagrek
Saat sedang menikmati kopi hangat yang disuguhkan pelayan warung makan tersebut, tiba-tiba salah satu pelayan warung makan itu menghampiri mas Frans sambil bertanya-tanya tentang motor Honda CS1 miliknya. Sontak saja mas Frans yang berkepribadian baik, menimpalinya dengan senang hati. Dari sinilah kejadian yang tidak pernah diimpikan terjadi. Saat Mr.X tersebut meminta untuk menyalakan mesin motor mas Frans, beliau mengiyakan saja dengan pikiran bahwa itu adalah pemilik warung tersebut. Tanpa basa basi yang jelas Mr.X langsung tancap gas.

Setelah menunggu kurang lebih 10 menit, mas Frans menanyakan kepada pelayan warung yang satunya. "wah saya juga baru kenal 1 bulan mas" Jawab pelayan satu lagi. Mas Frans tanpa pikir panjang langsung menuju polsek Nagrek untuk melaporkan kejadian ini, yang memang letaknya tidak jauh dari TKP. Setelah membuat laporan dan BAP, mas Frans melanjutkan perjalanan ke kota Depok.

Mas Frans "Pribadi yang rendah hati & penyabar"
Singkat cerita. Setelah bermalam di rumah salah satu anggota Hcsti di kota penyangga Ibukota tersebut, rasa penasaran mas Frans kembali membawa dirinya naik keNagrek ditemani penulis yang berangkat pada pagi harinya. Setelah tiba di Nagrek kami langsung mengintai TKP cukup lama, kami diberi kabar oleh beberapa kawan bahwa motor sudah pindah posisi ke kota Garut. Pukul 19:00 kami langsung tancap gas menuju kota penghasil dodol tesebut. Kami menginap disalah satu kediaman anggota GTR (Garut Tiger Rider) om Rudi atau biasa disapa "Eyang". Kami banyak berbagi cerita dan pengalaman seputar hilangnya motor dan berita tentang banyak klub motor.

Foto dikediaman Kang Cepi Ciptarsa, Wanajaya, Garut
Keesokan paginya kami bertemu dengan Kang Bro Cepi. Beliau mengantar kami keliling-keliling kota yang memang secara langsung adalah tempat bersemayam nenek moyang penulis. Kami juga menyambangi beberapa tempat dikota itu yang mungkin menjadi titik rawan penjualan motor-motor oplosan. Suci, godog, dan banyak tempat telah kami kelilingi tetap saja hasilnya nihil. Sorenya kami berinisiatif memarkirkan kendaraan kami di alun-alun kota yang juga terkenal dengan Petai tersebut, sambil mengisi perut kami yang mulai keroncongan. Malam harinya kami menginap dikediaman kang Cepy untuk membersihkan diri sekaligus beristirahat.

Informasi demi informasi telah kami kumpulkan, kami mendapat kesimpulan bahwa kami harus mengejar jejak pelaku yang disinyalir mengarah ke daerah Pameungpeuk yang masih berada dalam satu Kabupaten Garut. Keesokan paginya kami langsung menuju arah yang dimaksud setelah kami dapat arahan dari "Abah Ate" salah satu sahabat kang Cepy. 83Km jarak yang harus kami tempuh dari kota Garut. BBM pertamax kami isi Fulltank di SPBU daerah Bayongbong untuk mencegah tenaga motor drop alias hilang tenaga saat harus melibas tanjakan didaerah yang belum kami hafal.

hutan gelap selalu jadi momok menakutkan bagi bikers
Setelah 1,5 Jam perjalanan melahap tikungan dan tanjakan serta berbagai tempat eksotis lainnya. Akhirnya kami pun sampai di kampung Cipicung, Depok, kami bertemu dengan "Guide" yang akan mengantar kami sekaligus "melindungi" kami dari hal-hal yang tidak diinginkan. Tujuan pertama kami menuju pusat kawasan Pameungpeuk, yang memang menurut cerita beberapa rekan lainnya adalah pilihan para "Pemetik Motor" untuk menjual hasilnya didaerah tersebut. Saat kami mengisi bensin di "Pom 2 Tak" (Sebutan Masyarakat disana untuk Pom Bensin Kecil) Salah satu penjaga pom tersebut berkata kepada kami "Mas kemarin saya melihat motor seperti itu" (Sambil menunjuk ke arah motor penulis).

SDN Sancang I Cibalong. Akses kekampung "Tanpa Aspal"
Hal ini yang semakin membuat penasaran kami untuk segera berkeliling daerah sana, tim kami bagi menjadi dua. Penulis sendirian bertengger di pertemuan arus kendaraan yaitu pertigaan yang menghubungkan arah Garut-Pameungpeuk-Tasikmalaya. Tim kedua mas Frans ditemani Bro Depi melesat kearah pantai, mengikuti informasi jejak pelaku yang diarahkan oleh penjaga pom 2 tak, bahwa pelaku menanyakan arah pantai. Setelah dua jam berlalu tanpa hasil, tim berkumpul dan sepakat meneruskan pencarian ke desa Sancang, Cibalong. Perbatasan antara Garut selatan dan Tasikmalaya dijalur selatan.

Melabas hutan karet, kelapa serta jalan tanah & bebatuan
Setelah melibas 20Km perjalanan dengan kontur aspal yang kurang baik, kami tiba didepan gerbang desa "sancang". Tidak berpikir lama kami segera menelusup masuk kekampung tersebut. Kali ini tim tidak dipecah, mengingat kami hanya bertiga. Untuk mencegah hal-hal yang tidak diinginkan kami  tetap bersama. Satu jam berlalu tanpa hasil, kami berinisiatif mampir kewarung makan kecil didalam kampung. Ternyata pemilik warung tersebut adalah sesepuh desa itu, kami pun segera mengorek informasi tentang keberadaan motor mas Frans. Ternyata disana hanya ada dua unit motor Honda CS1, satunya berwarna Gold milik warga dan satunya milik Pak Kades warna putih.

Hari sudah menjelang sore, kami melanjutkan perjalanan dengan tetap berharap menemukan motor berplat nomer cantik tersebut (BG 5555 AO). Desa Sancang I hingga VII telah kami kelilingi sebanyak dua kali dengan medan jalan tanpa aspal, hanya bebatuan dan tanah merah saja. Akhirnya pencarian kami hari itu juga harus terbentur dengan waktu yang ditunjukkan dengan mulai tenggelamnya matahari.

Bengkel tempat menginap
Melanjutkan pencarian kami di Pameungpeuk, malam harinya ditemani beberapa sahabat dari kampung cipicung yang berjumlah 8 orang. Kami mencoba kembali peruntungan kami dengan sengaja nongkrong di alun-alun Pameungpeuk, dengan tetap berharap kami menemukan motor mas frans tersebut. Hampir pukul 23:00 tanda-tanda keberadaan motor tersebut belum juga hadir di tatapan kami.

Akhirnya karena lelah setelah seharian menguras tenaga dan pikiran kami memutuskan untuk kembali ke basecamp yang sekaligus menjadi tempat menginap kami. Dini harinya, kawan-kawan dari para sahabat kami disana kembali berkumpul, dan saling berbagi informasi tentang cara mendapatkan informasi keberadaan motor mas Frans. Sungguh satu pengalaman yang sulit diterka kejadian selanjutnya.

jalan pedesaan garut
Keesokan paginya kami memutuskan bertolak pulang ke kota Depok, tak lupa kami titipkan fotokopi STNK agar bila para sahabat disana ada yang menemukan bisa langsung diurus. Semoga. Dengan perbandingan jumlah pemakai Honda CS1 yang sedikit dan dengan ubahan pada motor yang sudah dapat dicirikan kami masih optimis agar motor itu segera dapat kembali mengaspal bersama sang empunya.

Sampai artikel ini diturunkan, kabar terbaru tentang keberadaan motor tersebut diperoleh dari salah satu warga yang kami ajak berbicara disana. Bahwa dia melihat motor tersebut disalah satu kampung nelayan didaerah Cibalong Garut. Kami hanya ingin menuntaskan rasa penasaran kami, bukan maksud untuk meremehkan yang pihak berwajib.

"SIA-SIAKAH PERJALANAN KAMI - INILAH HASILNYA. 
BERGUNAKAH PERJALANAN KAMI - INILAH HIKMAHNYA.
BUKAN TENTANG NILAI DARI MATERIL
SEMUA TENTANG SATU SELERA - HONDA CS1"

2 comments:

  1. kalo sdkit saran b0z.. Dr ap yg td dah aku baca dr kejadianna.. C0ba 1 orang pelayan dengan ciri2 yg dah diketahui di tindak lanjuti aj b0z.. Menanyakan keberadaan dmn almt pelayan itu.. Pemilik warung pasti tau, n temannya mungkin jg ad yg tau.. Asli mn orang itu, jgn terlalu ditarget kan cuma pd pencarian m0tornya.. Bila dah ketemu pelakunya pasti gampang tuk menemukan m0t0rnya, dah di jual kmn, atau disembunyikan dmn.. Pelaku pasti jg dah mengetahuinya, m0tor yg unik pasti pemilikna mencarinya dlm hari2 ini, bs jd cs1 mas frans disembunyikan dulu disuatu tempat yg gk jauh dr tempat kejadian,..

    ReplyDelete
  2. Semua kemungkinan sudah ditelusuri. Termasuk mengintai dan menanyakan langsung kepemilik warung dan pelayan yg satu lagi.

    Ternyata pelaku baru dikenalnya 1bulan. Domisili pelaku juga tidak jelas. Karena pemilik warung tidak memiliki identitasnya.

    Honda CS1 mas frans, mudah2an bisa lekas ditemukan. Amien.

    ReplyDelete

SILAHKAN BERIKAN KOMENTAR ANDA.
SARAN & PENDAPAT ANDA SANGAT BERHARGA BAGI KAMI.
KOMENTAR TIDAK BERBAU SUKU, AGAMA & RAS